Kamis, 11 Oktober 2012

30 Bilangan dalam Al-Qur'an

Dalam tulisannya di harian Fajar, tanggal 7 April 2002 M, yang berjudul “Menyelusuri Bilangan Bulat Dalam Al Qur’an” (seri 519), Ustadz H. Muh Nur Abdurrahman, menuliskan bahwa ada 30 jenis bilangan bulat di dalam Al Qur’an, yaitu sebagai berikut.

Bilangan 1, yang menunjuk kepada Allah, QS. Al Ikhlas ayat 1, “Katakanlah (Muhammad), ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa.’.”

Bilangan 2, yang menunjuk kepada kerusakan, QS. Al Isra’ ayat 4, “Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam kitab itu, ‘Kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.”



Bilangan 3, menunjuk kepada hari, QS. Al Baqarah ayat 196, “….Tetapi jika dia tidak mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari)….”

Bilangan 4, menunjuk kepada hitungan bulan, QS At Taubah ayat 36, “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram….”

Bilangan 5, menunjuk kepada orang, QS Al Kahfi ayat 22, “Nanti (ada orang yang akan) mengatakan, ‘(Jumlah mereka) tiga (orang), yang keempat adalah anjingnya.’, dan (yang lain) mengatakan, ‘(Jumlah mereka) lima (orang), yang keenam adalah anjingnya,’ sebagai terkaan terhadap yang gaib, dan (yang lain lagi) mengatakan, ‘(Jumlah mereka) tujuh (orang) yang kedelapan adalah anjingnya.’….”

Bilangan 6, menunjuk kepada periode, QS Al A’raf ayat 54, “Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ’Arasy.”

Bilangan 7, menunjuk kepada langit, QS Al Baqarah ayat 29, “Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu, kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Bilangan 8, menunjuk kepada pasangan binatang ternak, QS Az Zumar ayat 6, “Dia menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), kemudian darinya Dia jadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu.”

Bilangan 9, menunjuk kepada tahun, QS Al Kahfi ayat 25, “Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.”

Bilangan 10, menunjuk kepada malam, QS Al Fajr ayat 2, “Demi malam yang sepuluh.”

Bilangan 11, menunjuk kepada bintang, QS Yusuf ayat 4, “(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, ‘Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku.”

Bilangan 12, menunjuk kepada bulan, QS At Taubah ayat 36, “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram….”

Bilangan 19, tidak menunjuk apa-apa, hanya bilangan, QS Al Muddassir ayat 30, “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).”

Bilangan 20, menunjuk kepada orang,  QS Al Anfal ayat 65, “… Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu….”

Bilangan 30, menunjuk kepada malam, QS Al A’raf ayat 142, “Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat) tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam.”

Bilangan 40, menunjuk kepada malam, QS Al Baqarah ayat 51, “Dan (ingatlah) ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu….”

Bilangan 50, menunjuk kepada tahun, QS Al Ankabuut ayat 14, “Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang dzalim.”

Bilangan 60, menunjuk kepada orang, QS Al Mujadilah ayat 4, “Maka barangsiapa tidak dapat (memerdekakan hamba sahaya), maka (dia wajib) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Tetapi barangsiapa tidak mampu, maka (wajib) memberi makan enam puluh orang miskin.”

Bilangan 70, menunjuk kepada ampunan, QS At Taubah ayat 80, “(Sama saja) engkau (Muhammad) memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi mereka. Walaupun engkau memohonkan ampunan bagi mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka.”

Bilangan 80, menunjuk kepada cambukan, QS An Nuur ayat 4, “Dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang baik (berzina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka delapan puluh kali, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka itulah orang-orang yang fasik.”

Bilangan 99, menunjuk kepada kambing, QS. Shad ayat 23, “Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja, lalu dia berkata, ‘Serahkanlah (kambingmu) itu kepadaku! Dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan.’.”

Bilangan 100, menunjuk kepada orang, QS Al Anfal ayat 66, “Sekarang Allah telah meringankan kamu karena Dia mengetahui bahwa ada kelemahan padamu. Maka jika di antara kamu ada seratus orang yang sabar, niscaya mereka mengalahkan dua ratus (orang musuh), dan jika ada di antara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Bilangan 200, menunjuk kepada orang, QS Al Anfal ayat 65, “Wahai Nabi (Muhammad)! Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan seribu orang kafir, karena orang-orang kafir itu adalah kaum yang tidak mengerti.”

Bilangan 300, menunjuk kepada tahun, QS Al Kahfi ayat 25, “Dan mereka tinggal di dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.”

Bilangan 1.000, menunjuk kepada tahun, QS Al Ankabuut ayat 14, “Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang dzalim.”

Bilangan 2.000, menunjuk kepada orang, QS Al Anfal ayat 66, “Sekarang Allah telah meringankan kamu karena Dia mengetahui bahwa ada kelemahan padamu. Maka jika di antara kamu ada seratus orang yang sabar, niscaya mereka mengalahkan dua ratus (orang musuh), dan jika ada di antara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Bilangan 3.000, menunjuk kepada malaikat, QS Ali Imran ayat 124, “(Ingatlah), ketika engkau (Muhammad) mengatakan kepada orang-orang beriman, ‘Apakah tidak cukup bagimu bahwa Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?’.”

Bilangan 5.000, menunjuk kepada malaikat, QS Ali Imran ayat 125, “Ya, (cukup). Jika kamu bersabar dan bertakwa ketika mereka datang menyerang kamu dengan tiba-tiba niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.”

Bilangan 50.000, menunjuk kepada tahun, QS Al Ma’arij ayat 4, “Para Malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.”

Bilangan 100.000, menunjuk kepada orang, QS As Shaffat ayat 147, “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih.”

Dan istimewanya, bila ke-30 jenis bilangan bulat itu, kita jumlahkan:



1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 + 11 + 12 + 19 + 20 + 30 + 40 + 50 + 60 + 70 + 80 + 99 + 100 + 200 + 300 + 1000 + 2000 + 3000 + 5000 + 50.000 + 100.000 =

162.146 atau 8534 x 19.

(Mengenai Keajaiban angka 19, di dalam Al Qur’an bisa dilihat di dalam tulisan : Angka 19 dan Mukjizat Al Qur’an )

Mengapa hanya 30 bilangan bulat?

Pada tulisannya seri 577 di Harian Fajar,  Ustadz H. Muh Nur Abdurrahaman, menulis beberapa kemungkinan, di antaranya:

Bilangan prima urutan ke-19 adalah 67. Surat ke-67 memiliki ayat berjumlah 30.

Bilangan prima tertinggi dalam rentang bilangan hingga 114 (jumlah surah Al Qur’an) adalah 113, dan menempati urutan bilangan prima yang ke-30.

Ashabul Kahfi dan Umur Nabi Nuh

Ada sekelompok anak muda, yang bertakwa kepada Allah SWT bersembunyi di dalam gua. Mereka menghindari kekejaman penguasa Romawi ketika itu Raja Trajan (98 M—117 M). Berdasarkan manuskrip sejarah, Raja Trajan dikenal sebagai seorang diktator penyembah berhala. Sang Raja mengeluarkan peraturan yang mengancam siapa yang beriman selain dari Tuhan yang dia sembah, maka akan dibunuh.

Pemuda-pemuda beriman ini, berencana untuk hijrah ke tempat lain. Tentunya untuk menyelamatkan diri dari ancaman Sang Raja. Dengan mukzijat Allah SWT, mereka tertidur di dalam gua. Di dalam Al Qur’an (QS. Al Kahfi ayat 25) dikisahkan mereka tertidur selama 300 tahun ditambah 9 tahun,

“Dan mereka tinggal di dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.”

Bila kita cermati angka 300 tahun adalah berdasarkan tahun Masehi (peredaran matahari). Sedangkan bila kita menghitung berdasarkan peredaran bulan (Hijriah), maka akan didapatkan penambahan 9 tahun, menjadi 309 tahun.

Kalimat “300 tahun ditambah 9 tahun”, tampaknya memiliki keterikatan dengan jumlah bilangan bulat di dalam Al Qur’an.

Fenomena ini juga nampak pada QS. Al Ankabuut ayat 14, berkenaan dengan umur Nabi Nuh AS, yang dipecah menjadi 1000 tahun kurang 50 tahun.

“Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang dzalim.”

Seperti yang kita ketahui bersama, Al Qur’an didesain memiliki 30 bilangan bulat. Bila kalimat yang digunakan bukan “300 tahun ditambah 9 tahun” (misalnya langsung 309 tahun), tentu bilangan bulat di dalam Al Qur’an tidak lagi berjumlah 30.  Sungguh rancangan yang sempurna. Subhanallah.

(“Menyelusuri Bilangan Bulat Dalam Al Qur’an” (seri 519), Ustadz H. Muh Nur Abdurrahman)


sumber:
http://zilzaal.blogspot.com/2012/10/keajaiban-30-bilangan-bulat-dalam-al.html

Selasa, 17 April 2012

PERAN MUSLIMAH By: DEPT. ANNISA

        Dimulai dari sesuatu yang indah ketika kita membayangkan kesempurnaan muslimah dari sosok bunda Khadijah yang keibuan, sosok cerdas dan kritis penuh tanya Aisyah ra., dan sosok para shahabiyah-shahabiyah lain di masa Rasulullah. Mereka adalah bintang-bintang peradaban yang pesonanya tak pernah pudar untuk memberikan sinar tauladannya masing-masing kepada para muslimah akhir zaman ini. Mempelajari kisah perjuangan dari para sosok-sosok shahabiyah yang luar biasa tersebut, kita mendapatkan beragam tauladan peran yang mengagumkan untuk dijadikan sebagai sumber referensi utama dalam membangun peran kebermanfaatan seorang muslimah. Karena hadirnya shahabiyah-shahabiyah yang cemerlang pada masa Rasulullah Muhammad SAW, membuktikan ruang gerak muslimah berperan dalam pengembangan peradaban Islam. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain”, begitulah Rasulullah mengajarkan umatnya termasuk para muslimah untuk menjadi pribadi yang senantiasa menebar kebaikan dimanapun dia berada. Segala potensi yang melekat pada diri muslimah bisa menjadi pintu kebaikan. Tidak hanya harta, tapi juga ilmu dan ketrampilan, bahkan senyuman motivasi seorang muslimah dapat menjadi kebaikan bagi saudaranya yang lain jika dilakukan dengan niat yang bersih dan benar hanya karena Allah SWT. Islam memberikan ruang yang istimewa bagi muslimah, dimana peranan muslimah menjadi sangat penting tidak hanya dalam lingkup keluarga, namun juga dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan tentunya dalam pengembangan umat. Ruang gerak muslimah yang cukup luas memberikan peluang yang cukup besar bagi sosok muslimah untuk giat dalam mengembangkan potensi diri dan berprestasi. Seorang muslimah mempunyai dua peran yang harus dijalani secara bersamaan dalam memfungsikan kebermanfaatannya dalam menebar cahaya-cahaya kebaikan yakni: 

  1. Peran domestik 
Peran domestik muslimah teraplikasi di internal keluarga sebagai sosok istri dan seorang ibu yang melakukan peran untuk tugas-tugas tak tergantikan pada perempuan yakni terkait dengan fungsi reproduksi, dari mulai mengandung, melahirkan, hingga menyusui. Selain itu tugas utama perempuan muslimah dalam tugas-tugas domestik ini yaitu pada pendidikan anak-anak (bekerja sama dengan suami) dan berbakti kepada suaminya.

Selasa, 10 April 2012

Kecepatan Cahaya Dalam AL-Qur'an by: AKPRO

Assalamu’alaikum  warahmatullahibarakatuh
 Akhifillah, subhanallah walhamdulilah walaailahailallahuwallahuakbar
Hanya itu kita ucapkan untuk mengutarakan rasa syukur terhadap semua nikmat tak ternilai harganya yaitu Islam. Begitupun Al-Quran dan AL-Hadist sebagai tuntunan hidup umat Islam. Al-Quran mukjizat terbesar sepanjang masa.
Dalam kesempatan kali ini, biarkanlah kami menyampaikan salah satu bukti kebesaran dan kebenaran Firman Allah SWT tersebut.  Al-Quran adalah sumber dari segala sumber tuntunan hidup, sumber Ilmu Pengetahuan, Sumber Hukum, dsb.
Sebagai bukti Al-Quran adalah sumber Ilmu pengetahuan adalah mengenai  perkataan Allah dalam AL-Quran tentang kecepatan cahaya. Kita tahu bahwa kecepatan cahaya sangat identik dengan ilmu fisika, lalu apakah mungkin sebuah al-quran membahas ilmu fisika bukan hanya membahas ilmu agama. Dan ini bukanlah sekedar ramalan semata, namun inilah fakta dari Allah . Mengenai hal ini akan dibahas secara jelas dibawah ini :
Kecepatan Cahaya Dalam Qur'an.

Cahaya, kecepatan gelombang elektro magnetic yang tercepat di jagat ini, yaitu 299792,5 Km/detik, yang baru diketahui abad 20 tentu saja dengan peralatan canggih & modern, namun hal ini ternyata telah ditulis AL-Qur'an 1400 Tahun yang lalu.

Kecepatan Cahaya, Kecepatan gelombang elektro magnetic yg tercepat di jagat ini, yaitu: 299792.5 Km/detik, yang baru diketahui abad 20 tentu saja dengan peralatan canggih & modern terakhir, namun hal ini ternyata telah ditulis Qur’an 1400 Tahun yang lalu.
Mungkin saudara saudarai pernah tahu jika konstanta C, atau kecepatan cahaya yaitu kecepatan tercepat di jagat raya ini diukur, dihitung atau ditentukan oleh berbagai institusion berikut:
US National Bureau of Standards, C = 299792.4574 + 0.0011 km/det
The British National Physical Laboratory, C = 299792.4590 + 0.0008 km/det
Konferensi ke-17 tentang Penetapan Ukuran dan Berat Standar: ”Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vacum selama jangka waktu 1/299792458 detik".

Sekarang, mari kita perhatikan apa yg Qur’an tulis tentang kecepatan cahaya.
Qs. 10 Yunus: 5. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (jalan-jalan) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan. Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda kepada orang-orang yang mengetahui.
Qs. 21 Anbiyaa: 33. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.
Qs. 32 Sajdah: 5. Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu

Sekarang, mari kita perhatikan dengan seksama.
Jarak yang dicapai “Sang urusan” selama 1 hari = jarak yang ditempuh bulan selama 1000 tahun atau 12000 bulan.
C . t  = 12000 . L
dimana : C = kecepatan Sang urusan
                t  = waktu selama satu hari
                L = panjang rute edar bulan selama satu bulan
Sekarang, sistem kalender telah diuji mendapatkan nilai C yang sama dengan nilai C yang sudah diketahui setelah pengukuran.
Ada dua macam system kalender bulan:
1. Sisyem sinodik, didasarkan atas penampakan semu gerak bulan dan matahari dari bumi.
    1 hari     = 24 jam
    1 bulan  = 29.53059 hari
2. Sistem sidereal, didasarkan atas pergerakan relatif bulan dan matahari terhadap bintang dan alam semesta.
    1 hari    = 23 jam 56 menit 4.0906 detik = 86164.0906 detik
    1 bulan  = 27.321661 hari
Bulan kembali ke posisi semula tepat pada garis lurus antara matahari dan bumi. Periode ini disebut “satu bulan sinodik”
Selanjutnya perhatikan rute bulan selama satu bulan sidereal, Rutenya bukan berupa lingkaran seperti yang mungkin anda bayangkan melainkan berbentuk kurva yang panjangnya L =   v . T.

Dimana:
    v  =  kecepatan bulan
    T  =  periode revolusi bulan
        =  27.321661 hari
a = 27.321661 days/365.25636 days x 360 o = 26.92848o
Ada dua tipe kecepatan bulan :
1. Kecepatan relatif terhadap bumi yang bisa dihitung dengan
    rumus berikut:  ve = 2 . p . R / T
dimana  R = jari-jari revolusi bulan = 384264 km
              T = periode revolusi bulan = 655.71986 jam
Jadi  ve =  2  X  3.14162  X  384264 km / 655.71986 jam
             =  3682.07 km/jam
Kecepatan relatif terhadap bintang atau alam semesta. Yang ini yang akan diperlukan. Einstein mengusulkan bahwa kecepatan jenis kedua ini dihitung dengan mengalikan yang pertama dengan cosinus a, sehingga: v  =  Ve X Cos a
Dimana a  adalah sudut yang dibentuk oleh revolusi bumi selama satu bulan sidereal
a  = 26.92848o
Bandingkan C (kecepatan sang urusan) hasil perhitungan dengan nilai C (kecepatan cahaya) yang sudah diketahui !
Jika:
L = v . T
v  =  Ve X Cos a
Ve = 3682.07 km/jam
a =  26.92848 o
T = 655.71986 jam
t = 86164.0906 detik

Maka:
C . t = 12000 . L
C . t = 12000 . v . T
C . t = 12000 . (Ve X Cos a) . T
C  = 12000 . ve . Cos a . T / t
C  = 12000 * 3682.07 km/jam X 0.89157 X 655.71986 jam / 86164.0906 detik
C  = 299792.5 km/det

Sekarang,,, mari kita bandingkan antara perhitungan yg ditulis Qur’an dengan perhitungan abad 20.
Qur’an --------------------------------------> C = 299792.5 Km/detik
US National Bureau of Standards, ------> C = 299792.4574 + 0.0011 km/detik
The British National Physical Laboratory, C = 299792.4590 + 0.0008 km/detik
Konferensi ke-17 tentang Penetapan Ukuran dan Berat Standar: ”Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vacum selama jangka waktu 1/299792458 detik".
Kesimpulan dari Profesor Elnaby:
“Perhitungan ini membuktikan keakuratan dan konsistensi nilai konstanta C hasil pengukuran selama ini dan juga mnunjukkan kebenaran AlQuranul karim sebagai wahyu yang patut dipelajari dengan analisis yang tajam karena penulisnya adalah ALLAH, Sang Pencipta Alam Semesta Raya.”
Elnaby, M.H, 1990, A New Astronomical Quranic Method for The Determination of The Greatest Speed C
Fix, John D, 1995, Astronomy, Journey of the Cosmic Frontier, 1st edition, Mosby-Year Book, Inc., St Louis, Missouri
Qur’anul Kariim, Tahun 611 Masehi, ALLAH Azza Wa Jalla, Pencipta Alam Semesta Raya

Qur'an Surat 32 Sajdah:
1. Alif laam miim
2. Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya, dari Tuhan semesta alam.
3. Tetapi mengapa mereka mengatakan: "Dia Muhammad mengada-adakannya." Sebenarnya Al-Quran itu adalah kebenaran dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; Mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.
4. Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di 'Arsy. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak seorang pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?
5. Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu
Jadi,,, 1 bukti lagi… Islam ---> TERBUKTI BENAR…
Adakah dalam kitab agama lain yg boleh menjelaskan masalah kecepatan cahaya ini???
Qs.4 Nisaa':82. MAKA APAKAH MEREKA TIDAK MEMPERHATIKAN AL-QUR'AN? KALAU SEKIRANYA AL-QURAN ITU BUKAN DARI SISI ALLAH, TENTULAH MEREKA MENDAPAT PERTENTANGAN YANG BANYAK DIDALAMNYA.

Ditulis ulang oleh Admin dengan sumber:

      Sejarah singkat LDF Barokah diawali didirikanya mushola Al-barokah FKIP UNSRI Pada tahun 1996 yang Diprakarsai oleh Bapak Dekan FKIP Drs. H.Lipurnaim,Yang didukung sepenuhnya oleh Mahasiswa.Peresmian penggunaanya dilakukan oleh Bapak Rektor Unsri yaitu Bapak Prof.Ir Mahmud Hasyim,MME,yang disaksikan oleh Dekan,pembantu Dekan,Staf Karyawan,Dosen,Dan Mahasiswa.

  Sebelum tahun 1996,Mushola Al-Barokah menempati ruang perkuliahan sebagai tempat aktifitas keislaman.Kepengurusan pertama kali terbentuk sejak UNSRI beralih ke Indralaya,tepatnya pada tahun 1993,dengan Ketua mushola Sdr.Askweni dari Pendidikan Matematika.Namun seiring berjalanya perkembangan dakwah,nama mushola Al-barokah pada tanggal 18 mei 2002 di ubah menjadi Lembaga Dakwah Fakultas Badan Kerohanian dan Dakwah Islamiah.(LDF BAROKAH) FKIP UNSRI.Sejak itu bergulirlah perjalanan LDF BAROKAH hingga sekarang.